Saat pandemi mengamuk, warga Meksiko berdoa kepada 'santo' kematian

'Santo Kematian' Meksiko tidak kekurangan pengikut selama pandemi yang telah merenggut puluhan ribu nyawa

 

Mexico City (AFP) - Tangan mereka menengadah ke langit, para penyembah "santo" kematian Meksiko berdoa di depan kerangka raksasa berjubah untuk meminta perlindungan dari virus corona dan dampak ekonominya yang menghancurkan.

Sosok mirip Grim Reaper atau Malaikat Maut yang pengikutnya termasuk anggota kartel narkoba dan warga biasa Meksikoa,  ditolak oleh Gereja Katolik Roma sebagai bid'ah.

Tetapi dengan puluhan ribu nyawa warga Meksiko direnggut  Covid-19 tidak ada yang namanya kekurangan pengikut "Santa Muerte."

"Dengan pandemi, lebih banyak penganut setia yang ingin datang memohon kesehatan dan perlindungan," kata Cristel Legaria (30) yang mendiang ibunya mendirikan patung kaca fiber setinggi 22 meter di Tultitlan dekat ibu kota Meksiko.

Mengenakan jubah emas, kerangka itu berdiri dengan lengan kurusnya terentang di langit biru laksana patung Yesus.

Sejarawan merunut adanya Santa Muerte dari abad ke-18 ketika penduduk asli mengubah gambar Malaikat Maut yang dibawa oleh para penakluk Spanyol menjadi ikon sehingga mendorong Gereja untuk menghancurkan kapel yang diabdikan untuk santo rakyat ini.

Setelah beberapa dekade di bawah tanah, praktik tersebut menyeruak pada pertengahan abad ke-20, terutama di ibu kota pada saat warga Meksiko tiba dari pedesaan yang miskin.

Jumlah pengikut bertambah pada 2002 ketika seorang wanita bernama Enriqueta "Dona Queta" Romero memamerkan sosok Santa Muerte-nya di lingkungan Tepito yang kasar di Mexico City.

Ratusan orang sekarang mengunjungi kuil itu pada hari pertama setiap bulan guna menyembah Santa Muerte.

"Saya datang untuk berterima kasih atas semua yang telah dia berikan kepada kami tahun ini yang tidak mudah gara-gara pandemi," kata stylist berusia 34 tahun, Suri Salas, yang kembali untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan dalam kurungan.

"Beruntung dia selalu ada untuk membantu kita," kata Salas.

Jemaat yang beberapa di antaranya berlutut itu datang bersama dengan patung Santa Muerte, sementara yang lain membagikan bunga, permen, dan minuman keras.

Beberapa di antaranya mengenakan masker wajah dan menjaga jarak sosial hampir mustahil dilakukan. Aroma mariyuana memenuhi jalan di mana para pedagang kaki lima menjajakan patung dan lilin Santa Muerte.

"Sejak pandemi mulai saya tidak pernah tutup," kata Romero yang menyambut pengunjung dari jauh seperti Amerika Serikat dan Eropa setelah kabar mengenai santo kematian ini menyebar.

Beberapa memiliki tato Santa Muerte pada leher atau dadanya dan mengindoktrinasi anak-anak mereka.

"Dia membantu Anda saat Anda berada di ujung tanduk, saat menghadapi ketidakamanan, masalah ekonomi atau seperti sekarang, masalah kesehatan," kata Alfonso Hernandez, jurnalis dan penulis sejarah di Tepito yang dicengkeram kejahatan.

Pemujaan Santa Muerte adalah "adaptasi dari dunia yang keras," tetapi dianggap bid'ah oleh Gereja Katolik, kata Bernardo Barranco, seorang sosiolog yang mengkhususkan diri dalam agama.

"Ini bukan agama. Ini sekte. Anda mungkin saja Katolik atau Injili dan menjadi pengikut," kata dia.

Sejumlah hamba juga menjadi pemuja Perawan Guadalupe, santo pelindung Meksiko yang adalah negara Katolik terbesar kedua di dunia.

Pada 2016, saat berkunjung ke Meksiko, Paus Fransiskus menyinggung pemujaan Santa Muerte ketika dia mengatakan dia memprihatinkan orang yang menyembah "simbol menyeramkan".

Namun hal itu sepertinya tidak mengusik Rodrigo Oliva yang melakukan perjalanan sejauh 70 kilometer dari ibu kota ke Tultitlan di mana masker wajah, pemeriksaan suhu, dan jaga jarak sosial diwajibkan.

Fotografer berusia 28 tahun itu menganut agama Palo Monte dari Afrika-Kub, tetapi kuilnya ditutup akibat epidemi sehingga dia berdoa kepada Santa Muerte.

Gara-gara Covid-19 "kian banyak orang yang tertarik kepada sekte," kata dia.

"Kami berdoa kepada dia agar dia melindungi kami, tapi itu tidak membuat kami kebal," sambung dia.

"Satu-satunya hal yang saya minta dari orang suci saya adalah memberi saya kekuatan, kesehatan, dan harmoni. Tidak ada yang penting jika kesehatan Anda tidak baik," kata tukang semir sepatu berusia 23 tahun, Jonathan Flores.

nc/axm/dr
Date Publish : 2020-10-13 10:54:57
Penterjemah : Aditia Maruli Radja
Editor : Apep Suhendar